Di lansir oleh voaindonesia.com Presiden AS Joe Biden, Presiden Meksiko Andrés Manuel Lopez Obrador, dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau selalu memiliki banyak hal untuk dibahas ketika mereka bertemu. Bersama-sama, mereka mengurus lebih dari setengah miliar orang dan wilayah seluas hampir 20 juta kilometer persegi.
Tetapi, sementara para kepala negara Amerika Utara bersiap untuk mengadakan pertemuan puncak minggu ini di ibu kota Meksiko, aliran migran yang tak henti-hentinya melalui perbatasan selatan AS akan menjadi sorotan.
Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS
menghitung hampir 2,4 juta migran sampai di perbatasan darat selatan pada tahun
fiskal 2022. Sebagian besar upaya penyeberangan ke wilayah AS melibatkan warga
negara Meksiko, tetapi sejumlah besar juga termasuk migran dari Kuba, Haiti,
Nikaragua, dan Venezuela.
Menjelang KTT minggu ini, Biden mengumumkan pembatasan baru imigrasi dan pada hari Minggu (8/1) ini dia pergi ke kota El Paso di Texas untuk melihat langsung krisis migran di sepanjang perbatasan dengan Meksiko. El Paso adalah salah satu kota terbesar Amerika di perbatasan dengan Meksiko, tempat ribuan migran tiba setiap hari.
Hari Kamis (5/1), Biden mengumumkan rencana kunjungan ke perbatasan tersebut.
“Minggu depan, saya akan melakukan perjalanan ke Meksiko di mana saya akan bertemu dengan Presiden [Andrés Manuel] Lopez Obrador. Kami memiliki agenda besar yang mengangkat krisis iklim, pembangunan ekonomi, dan isu-isu lainnya. Tapi satu bagian penting dari agenda itu adalah memperkuat perbatasan antara kedua negara, dan saya akan mengunjungi perbatasan itu sendiri hari Minggu ini di El Paso, Texas, untuk menilai operasi penegakan hukum di perbatasan, bertemu dengan para pejabat lokal dan tokoh masyarakat serta orang-orang di perbatasan,” ujar Biden.
Sebagian analis mengatakan fokus pada perbatasan mengalihkan perhatian dari masalah-masalah penting lainnya antara ketiga negara, yang memiliki ikatan perdagangan, budaya dan lingkungan yang substansial.
Gedung Putih mengatakan ada banyak masalah untuk didiskusikan dalam KTT dua hari itu, seperti disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre.
“Tantangan iklim dan lingkungan; meningkatkan
daya saing Amerika Utara; melindungi kesehatan dan keselamatan warga negara
kita; bersama-sama mengatasi migrasi yang tidak teratur di wilayah ini; dan
juga memajukan keragaman, kesetaraan, dan inklusi,” jelasnya.
Reporter : Daffa
Redaktur
: Alvin Renaldi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar