Jakarta, Indonesia -
Kapal Induk milik China, Shandong, baru-baru ini dilaporkan mengadakan latihan
konfrontasi di area Laut China Selatan (LCS). Hal ini terjadi tatkala kapal
induk milik rivalnya, Amerika Serikat (AS), juga memasuki perairan itu.
Dalam sebuah keterangan pada Sabtu, (14/1/2023), Angkatan Laut
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China mengatakan latihan itu berorientasi pada
pertempuran yang realistis di wilayah LCS. Latihan itu juga melibatkan
penerbangan pesawat tempur J-15.
"Selama latihan, kelompok kapal induk juga mempraktikkan serangan dan pertahanan multidimensi lintas-layanan di permukaan, di udara dan di bawah air, dengan pilot J-15 baru yang disertifikasi untuk kemampuan operasional malam hari, menandai langkah besar lainnya menuju pembentukan kemampuan tempur yang sistematis," tulis keterangan itu yang diunggah oleh media Pemerintah China, Global Times.
Foto-foto yang dilampirkan pada pernyataan itu menunjukkan bahwa
jet tempur J-15 berkerumun di dek penerbangan Shandong. Ini mengindikasikan
kapal induk itu memiliki pesawat yang cukup.
Pakar militer China, Song Zhongping, mengatakan bahwa latihan itu
menunjukan bahwa Shandong merupakan armada yang dapat diandalkan dalam situasi
maritim yang rumit seperti yang ada di LCS. Pelatihan ini, menurutnya, juga
merupakan hal yang dapat mengintegrasikan kapal itu dengan kapal induk
kembarnya, Liaoning.
"Liaoning baru-baru ini melakukan latihan di Pasifik Barat,
dan sekarang Shandong berlatih di Laut China Selatan. Di masa depan, kedua
kapal induk itu mungkin membentuk kelompok kapal induk ganda dan berlatih bersama,"
katanya.
Sementara itu, Angkatan Laut AS mengumumkan bahwa kapal induk
Nimitz mulai beroperasi di LCS pada Kamis. Saat itu, Nimitz sempat dibuntuti
dua armada milik Beijing.
Hal ini bukanlah kali pertama kejar-kejaran semacam itu terjadi di
perairan kaya hasil alam itu. Pada bulan Desember lalu, sebuah pesawat
mata-mata RC-135 AS terlibat dalam manuver berbahaya melawan jet tempur J-11
Angkatan Laut PLA.
“Pilot China mengambil tindakan profesional dan standar sesuai dengan hukum dan peraturan, sepenuhnya mencerminkan sikap tanggung jawab militer China terhadap keselamatan regional dan keselamatan personel garis depan," kata juru bicara Komando Teater Selatan PLA, Kolonel Senior Tian Junli.
Reporter
: Ilham Saputra
Redaktur
: Alvin Renaldi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar