Cuitan Abu-Abu SBY menanggapi RUU
HIP
Sabtu, 27 Juni 2020 22.40 WIB
Sumber : PortoNews, (27/6).
Jakarta
– Mantan Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanggapi mengenai
RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) di media sosial, Twitter. Nama SBY-pun
sempat menjadi trending nomor satu.
RUU HIP yang belakangan ramai dibincangkan oleh banyak pihak menuai banyak tanggapan,
tak terkecuali dari SBY. Melalui akun Twitternya @SBYudhoyono menjelaskan bahwa beliau turut mengikuti
polemik tersebut. Namun lebih memilih untuk tidak melampiaskan pandangannya,
supaya situasi politik tidak memanas.
“Saya mengikuti
hiruk pikuk sosial & politik seputar RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP).
Saya juga sudah membaca & mengkaji RUU tsb. Tentu ada pendapat &
tanggapan saya. Namun, lebih baik saya simpan agar politik tak semakin panas
*SBY*”, kicau SBY, Selasa
(23/6/2020).
Pada tweet
selanjutnya, SBY menyampaikan bahwa
semua penyusunan yang berkatian dengan ideologi dan dasar Negara harus
berhati-hati. Apalagi jika menyangkut kerangka dan system kehidupan
bernegara. Karena jika keliru, dampaknya
akan sangat besar.
“Kita harus
sungguh berhati-hati jika berpikir, berbicara & merancang sesuatu yg
berkaitan dgn ideologi & dasar negara Pancasila. Apalagi jika menyentuh
pula kerangka & sistem kehidupan bernegara. Kalau keliru, dampaknya sangat
besar *SBY*”, lanjutnya.
Tentu kicauan tersebut menuai banyak tanggapan dari
warga Twitter. Sehingga nama SBY sempat menempati posisi trending
teratas dalam beberapa jam.
Salah satu warga Twitter (@_a_m_a_r_e ) menanggapi
kicauan SBY, “Maaf pak SBY, Diam itu
memang Emas tapi Berbicara Yang Sebenarnya Adalah Berlian , sebaik nya bapak
Berbicara untuk kebaikan bangsa dan neg ini”, Selasa (23/6/2020).
Melansir dari Kompas.com bahwa RUU HIP merupakan RUU
inisiatif DPR. RUU HIP disahkan sebagai RUU inisiatif DPR dalam rapat paripurna
yang digelar pada 12 Mei 2020. DPR pun menunggu surat presiden (surpres) untuk
memulai pembahasan RUU HIP.
Namun, RUU tersebut menuai banyak perdebatan dan
kritik. Karna tidanggap tidak memiliki urgensi ditengah kondisi yang seperti
ini.
Reporter : Munzi Aulia Rahmah
Redaktur : Handika Maulana Iqbal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar