Akibat COVID-19 di
Thailand, Gajah Terancam ditelantarkan
JAKARTA
- Lebih dari satu dekade yang lalu, para pemilik gajah biasa membawa hewan
mereka ke kota-kota Thailand dan mengemis di jalanan. Sebagian lagi
dipekerjakan oleh para penebang liar di sepanjang perbatasan dengan
Myanmar. Gajah-gajah itu dilibatkan dalam pembalakan liar, dengan membawa
kayu-kayu ke luar dari hutan.
Pemerintah
Thailand secara bertahap, berhasil mengurangi praktik eksploitasi terhadap
gajah jinak itu. Mereka bekerja untuk keperluan pariwisata. Namun kini, saat
virus corona merebak, gajah-gajah itu terancam kembali kepada kehidupan lamanya
yang melelahkan.
Melansir
Tempo.co, Jumat (19/06/2020) Theerapat
Trungprakan, presiden Asosiasi Aliansi Gajah Thailand, yang merupakan asosuasi
operator atraksi gajah, mengatakan dia takut bila pemerintah tidak campur
tangan. Pasalnya, gajah-gajah akan dipaksa kembali ke jalan-jalan atau bahkan
ke dalam operasi pembalakan liar.
"Kami
tidak ingin lingkaran alternatif bertahan hidup itu kembali," kata
Theerapat. "Ini akan membahayakan kesejahteraan gajah, seperti membuat
gajah berkeliaran di jalanan meminta pisang atau tebu."
Melansir
Pikiran-Rakyat.com, Jumat
(19/06/2020) Para penggiat memperingatkan taman gajah dan cagar alam
di Thailand mungkin berjuang untuk memberi makan hewan-hewan itu karena pandemi
COVID-19 memberikan dampak besar bagi tempat-tempat wisata. Hingga 1000 gajah jinak
di Thailand bisa menjadi korban dari pandemi COVID-19, hal tersebut
dikhawatirkan oleh pendukung kesejahteraan hewan.
Save
The Elephant Foundation mengatakan bahwa organisasinya tersebut memperkirakan
sekiranya 1.000 gajah yang dijinakkan di negara itu berisiko
mati kelaparan selama krisis COVID-19.
"Jika
tidak ada dukungan yang akan datang untuk menjaga mereka tetap
aman, gajah-gajah ini (beberapa di antaranya sedang hamil), akan
mati kelaparan atau mungkin dibawa ke jalan-jalan untuk
mengemis,"
Redaktur:
Ahmad Jiddan Putra Wijarnarko
Reporter: Hendy Setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar