Berita Terkini

Makanan Halal Semakin Berkembang di Singapura

Singapura, 8 Januari 2024 - Industri makanan halal di Singapura terus mengalami perkembangan pesat, memberikan pilihan yang lebih luas bagi ...

Minggu, 21 Juli 2019

KUATNYA TOLERANSI UMAT BERAGAMA DI KAMPUNG SAWAH

Masjid Agung Al Jauhar Yasfi di Kampung Sawah 
(Dokumentasi: Annastasya)


Bekasi - Toleransi umat beragama di Indonesia memang sangat dibutuhkan oleh seluruh masyarakat Tanah Air, mengingat kita hidup di negara yang memiliki aneka ragam suku dan agama. Sikap toleransi antar agama ini dapat di temukan di pemukiman warga di daerah Kampung Sawah Kota Bekasi, Jawa barat. 

Daerah tersebut memiliki penduduk campuran antara Muslim, Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Meski lebih di dominasi kaum Nasrani, hal tersebut tak mengurangi sikap toleransi mereka sebagai sesama warga Indonesia. 

Tak hanya itu, tempat ibadah mereka pun bersebelahan. Masjid Agung Al Jauhar Yasfi dengan Gereja Kristen Pasundan Kampung Sawah berdiri bersebelahan. Disusul dengan Gereja Katolik Servatius yang berjarak hanya kurang lebih 100 meter dari masjid dan gereja. Ketiga bangunan tersebut menjadi trademark menarik di kampung ini. Terlihat jelas bangunan mereka yang berdiri kokoh dan saling berdekatan.

Gereja Katolik Santo Servatius Kampung Sawah
(Dokumentasi: Annastasya)


Ditemui pada Minggu (21/9), Rusty (51), warga Kampung Sawah menjelaskan, tempat ibadah ini dikenal dengan istilah Segitiga Emas. "Terkenalnya dengan istilah segitiga emas, soalnya kan ada masjid yang diapit 2 gereja," ungkap Rusty. Rusty pun memaparkan bahwa kedua gereja dan masjid tersebut di buat karena ketidaksengajaan. "Ini ga sengaja terbentuk kaya begini. Karena emang kalo dua gereja itu udah ada dari jaman Belanda. Kalo masjid sama yayasannya kurang lebih tahun 70an dibangunnya," tutur Rusty.

Tak hanya agama, suku warga di kampung sawah pun beragam. Mereka ada yang berasal dari Betawi, Batak, hingga Flores. "Kadang-kadang mereka kalo ke geraja suka pake pakaian adat. Yang dari suku Batak pake kain ulos nah yang warga lokal (Betawi) biasanya pake peci sama baju koko," ungkapnya.

Meskipun warga di Kampung Sawah ini beragam, mereka tetap hidup rukun dan damai. Samgat minim terdengar adanya konflik di kampung ini. "Alhamdulillah disini orangnya rukun, guyub, terus juga setiap hari raya juga saling ngucapin," ujar Rusty.

Kuatnya rasa toleransi disini pun patut dicontoh. Mereka tak saling usik walaupun perbedaan jelas ada pada diri mereka. Meski berada di pinggiran kota Jakarta, kehidupan masyarakat di Kampung Sawah ini aman, nyaman dan damai karena mereka saling menghargai satu sama lain. (Annastasya)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar