KOPI KEKINIAN MAKIN BOOMING, ESPERTO INDONESIA PASARKAN PRODUK KOPI LOKAL
(Dokumentasi: Nisrina Humaira)
JAKARTA - Mengingat semakin boomingnya brand kopi kekinian, komunitas barista Esperto Indonesia pasarkan produk kopi lokal melalui festival kopi, di area Main Lobby Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, 10-14 Juli 2019.
Bertajuk ‘Kisah Kopi’, festival ini diikuti oleh 40 boothkopi lokal dari berbagai merk dan juga menghadirkan beberapa peralatan pembuat kopi.
Ditemui disela-sela kegiatan, Ketua Pelaksana kegiatan ini, Revyta mengatakan, festival ini berupaya untuk memasarkan produk-produk kopi lokal yang belum terkenal di masyarakat.
“Kami berupaya untuk memeperkenalkan produk kopi lokal yang memiliki cita rasa tak kalah enak dari produk kopi luar. Sekarang brand kopi kekinian lagi booming banget kan, kami ingin buktikan kalau kopi-kopi enak itu nggak selalu dari brand yang terkenal,” ujarnya, Minggu (14/7).
Menurutnya perempuan yang akrab disapa Vyta itu, selain cita rasa enak, produk kopi lokal juga memiliki konsep dan desain yang unik. Hal ini membuktikan bahwa inovasi dalam bisnis kopi di Indonesia semakin meningkat.
“Sesama pecinta kopi kami seneng banget karena makin lama bisnis kopi makin bagus-bagus. Karena itulah, toko kopi makin banyak yang dicari sekarang, apalagi sama anak muda kalau mau nongkrong. Jadi pemasaran itu penting,” ujar perempuan yang berpofesi sebagai barista itu.
Sebelum dilakukan festival, Esperto Indonesia juga telah menyebar ke beberapa produk kopi lokal untuk berbagi cerita dan menggali informasi mengenai produk kopi tersebut.
“Kami sebelumnya berbincang-bincang, dan para pemilik kopi juga cerita mengenai kisah dibalik kopi tersebut. Banyak yang unik, ada yang bekerja sama dengan petani di papua, konsep kopi ramah lingkungan, dan lain-lain,” jelasnya.
Salah satu pemilik kedai kopi, Rafie Alghani (27) mengaku konsep pembuatan kopi yang bernama Goreal-Ah! Coffee bukan semata-mata untuk mencari keuntungan, melainkan memperkenalkan konsep pembuatan kopi yang ramah lingkungan.
“Kopi ini dibuat secara manual, nggak pake listrik ataupun mesin lainnya. Sisa amplas kopi pun nggak kami buang, tapi bisa dijadikan lulur untuk menghaluskan kulit,” jelas pria yang juga tergabung dalam komunitas pecinta kopi itu.
Selain stand-stand kopi, festival ini juga diisi dengan workshopdan kompetisi membuat kopi bagi para barista. (Nisrina)
Bertajuk ‘Kisah Kopi’, festival ini diikuti oleh 40 boothkopi lokal dari berbagai merk dan juga menghadirkan beberapa peralatan pembuat kopi.
(Dokumentasi : Nisrina Humaira)
Ditemui disela-sela kegiatan, Ketua Pelaksana kegiatan ini, Revyta mengatakan, festival ini berupaya untuk memasarkan produk-produk kopi lokal yang belum terkenal di masyarakat.
“Kami berupaya untuk memeperkenalkan produk kopi lokal yang memiliki cita rasa tak kalah enak dari produk kopi luar. Sekarang brand kopi kekinian lagi booming banget kan, kami ingin buktikan kalau kopi-kopi enak itu nggak selalu dari brand yang terkenal,” ujarnya, Minggu (14/7).
Menurutnya perempuan yang akrab disapa Vyta itu, selain cita rasa enak, produk kopi lokal juga memiliki konsep dan desain yang unik. Hal ini membuktikan bahwa inovasi dalam bisnis kopi di Indonesia semakin meningkat.
“Sesama pecinta kopi kami seneng banget karena makin lama bisnis kopi makin bagus-bagus. Karena itulah, toko kopi makin banyak yang dicari sekarang, apalagi sama anak muda kalau mau nongkrong. Jadi pemasaran itu penting,” ujar perempuan yang berpofesi sebagai barista itu.
Sebelum dilakukan festival, Esperto Indonesia juga telah menyebar ke beberapa produk kopi lokal untuk berbagi cerita dan menggali informasi mengenai produk kopi tersebut.
“Kami sebelumnya berbincang-bincang, dan para pemilik kopi juga cerita mengenai kisah dibalik kopi tersebut. Banyak yang unik, ada yang bekerja sama dengan petani di papua, konsep kopi ramah lingkungan, dan lain-lain,” jelasnya.
Salah satu pemilik kedai kopi, Rafie Alghani (27) mengaku konsep pembuatan kopi yang bernama Goreal-Ah! Coffee bukan semata-mata untuk mencari keuntungan, melainkan memperkenalkan konsep pembuatan kopi yang ramah lingkungan.
“Kopi ini dibuat secara manual, nggak pake listrik ataupun mesin lainnya. Sisa amplas kopi pun nggak kami buang, tapi bisa dijadikan lulur untuk menghaluskan kulit,” jelas pria yang juga tergabung dalam komunitas pecinta kopi itu.
Selain stand-stand kopi, festival ini juga diisi dengan workshopdan kompetisi membuat kopi bagi para barista. (Nisrina)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar