Berita Terkini

Makanan Halal Semakin Berkembang di Singapura

Singapura, 8 Januari 2024 - Industri makanan halal di Singapura terus mengalami perkembangan pesat, memberikan pilihan yang lebih luas bagi ...

Minggu, 14 Juli 2019

Komunitas Traveller Yang Terbentuk Dari Keberagaman

 Backpaker Jakarta Saat Trip Ke Ujung Kulon, Banten, Jawa Barat. (Doc : Ghea Pattia).



                Backpacker Jakarta merupakan komunitas travelling yang bergaya backpacker dengan pembiayaan trip / perjalanan berkelompok secara patungan (cost sharing). Semua biaya akan ditanggung oleh peserta yang ikut disebut cost sharing. Setelah selesai trip / perjalanan selalu ada rincian laporan pemasukan dan pengeluaran serta dana yang tersisa diinfokan disemua group BPJ. Prinsip di BPJ selama trip "Susah senang ditanggung bersama".
            “Sebuah komunitas yang dibentuk untuk berkumpulnya individu-individu yang memiliki kesamaan interest, tetapi kesamaan interest tersebut bukan berarti menolak keberagaman. Backpacker Jakarta mencontohkan bagaimana keberagaman mempersatukan mereka dan tidak terkotak-kotak. Kegiatan BPJ ini mengurangi radikalisme karena keberagaman bukan untuk diperdebatkan tetapi mempersatukan dan perdamaian. Komunitas ini juga selalu melakukan travelling ke setiap tempat wisata menggunakan sistem sharecost (patungan), yang artinya semua biaya ditanggung oleh semua peserta yang ikut. Segala rincian pengeluaran akan dilaporkan secara transparan. Jadi, susah senang ditanggung bersama,” ujar Edi M Yamin selaku founder Backpacker Jakarta saat di wawancarai di Basecamp Backpacker Jakarta yang berada di daerah Jakarta Timur. Rabu (10/7/19).
            Komunitas ini didirikan pada 5 April 2013 dan berpusat di Jakarta. Terdapat 3 (Tiga) founder dari BPJ yakni ; Edi M Yamin, Rusmiyana, dan Selly. Perkembangan Komunitas Backpacker Jakarta tidak lepas dari sikap terbuka Edi M Yamin selaku founder sekaligus Ketua Komunitas terhadap berbagai ide, masukan bahkan kritik.
            Berkembang, tumbuh dan harumnya BPJ dalam empat tahun terakhir menimbulkan efek domino terhadap penambahan member yang tidak hanya berdomisili di Jakarta saja tetapi juga sekitarnya (Bogor, Tangerang, Bekasi dan Depok ). Mungkin para founder dan admin (ketua RT, RW dan Lurah) bisa mempertimbangkan perubahan nama dari Backpacker Jakarta menjadi Backpaker Jabodetabek yang sama-sama bisa disingkat BPJ.
            Jumlah membernya dikisaran lebih dari 20 ribu. Sedangkan untuk member yang aktif berkomunikasi dengan komunitas ini sekitar 6 ribu member. Perkumpulan traveller ini memiliki jumlah group What Apps (WA) berjumlah 30-an group dan selalu bertambah tiap bulannya. Satu Group WA atau BPJ menyebutnya RT berjumlah 100 backpacker. All member berasal dari suku bangsa yang ada di Republik Indonesia, baik yang lahir maupun keturunan dari suatu daerah / suku / etnik.
            Selain group WA / RT terdapat pula group berdasarkan spesific interest seperti; Badminton, Futsal, Fotografi, Renang, Jelajah Masjid, Buku & Blogger, KTB Be The Light, Lari, Basket, Weekday Holiday, Talent, Touring dan Sejarah-Museum. Kegiatan group berdasarkan spesific interest disesuaikan dengan bentuk group tersebut walaupun acapkali tidak berhubungan dengan travelling.
            “Untuk bergabung tidaklah sulit tetapi bersyarat. Syarat gabung dengan komunitas ini yaitu kamu hanya perlu KIRIM FOTO KTP / IDENTITAS diri kamu dan datang ke KOPDAR BPJ minimal satu kali (Info kopdar ada di group) lalu isi link database member BPJ di Register FORM BPJ,” ujar Edi M Yamin salah satu founder Backpacker Jakarta.

Reporter : Ghea Pattia
Editor     : Ghea Pattia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar