Selasa, 22 Mei 2018 21:28 WIB
Foto : Monadji Mony |
Peristiwa bom di Surabaya
bukanlah hal yang diinginkan banyak orang. Korban yang terluka hingga meninggal
tentu membawa perasaan pilu bagi sebagian orang, apalagi orang-orang yang
termasuk dalam keluarga korban.
Setidaknya 25 orang tewas
saat pengeboman di tiga gereja di Surabaya pada Minggu, 13 Mei lalu. Korban
tewas tidak hanya dari warga sipil, melainkan aparat kepolisian yang sedang bertugas.
Salah satu anggota kepolisian Polsek Citayam, Depok, Iptu Cahyo Budi Widodo
menuturkan setelah rangkaian bom di tempat peribadatan terjadi, empat orang
dengan dua sepeda motor mendatangi Polrestabes Surabaya dan meledakkan dirinya
hingga menewaskan enam orang aparat kepolisian.
Suasana haru tak hanya
terjadi di Surabaya, Polsek Citayam, Depok pun merasakannya. “Sungguh di luar
batas. Kebrutalan, kebiadaban, kekejaman, penghujatan yang dilakukan oleh
teroris sulit dipercaya. Namun jika ada, para teroris ini adalah terburuk dari
yang terburuk,” ungkap Iptu Cahyo Budi Widodo saat ditemui pada Senin (21/5).
Penulis : Monadji Mony
Editor : Venny Virgiana
Setidaknya 25 orang tewas saat pengeboman di tiga gereja di Surabaya pada Minggu, 13 Mei lalu. Korban tewas tidak hanya dari warga sipil, melainkan aparat kepolisian yang sedang bertugas.
Salah satu anggota kepolisian Polsek Citayam, Depok, Iptu Cahyo Budi Widodo menuturkan setelah rangkaian bom di tempat peribadatan terjadi, empat orang dengan dua sepeda motor mendatangi Polrestabes Surabaya dan meledakkan dirinya hingga menewaskan enam orang aparat kepolisian.
Suasana haru tak hanya terjadi di Surabaya, Polsek Citayam, Depok pun merasakannya. “Sungguh di luar batas. Kebrutalan, kebiadaban, kekejaman, penghujatan yang dilakukan oleh teroris sulit dipercaya. Namun jika ada, para teroris ini adalah terburuk dari yang terburuk,” ungkap Iptu Cahyo Budi Widodo saat ditemui pada Senin (21/5).
Penulis : Monadji Mony
Editor : Venny Virgiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar