Memanfaatkan Situasi COVID-19, Kelompok Ekstrem Sayap Kanan di Australia Menyebarkan Pendapat Anti-China
JAKARTA, - Badan Intelejen Australia (ASIO) adalah badan hukum yang didirikan dan diatur berdasarkan Undang-Undang Organisasi Intelijen Keamanan Australia 1979, bertanggung jawab kepada Parlemen Australia melalui Departemen Dalam Negeri . ASIO juga melapor kepada Komite Gabungan Parlemen untuk Intelijen dan Keamanan, Komite Urusan Hukum dan Konstitusi Senat dan tunduk pada tinjauan independen oleh Inspektur Jenderal Intelijen dan Keamanan .
Direktur Jenderal Keamanan, Mike Burgess yang merupakan kepala ASIO bersama dua wakil Direktur Jenderal bertugas mengawasi manajemen strategis ASIO dalam pedoman yang dikeluarkan oleh Jaksa Agung. Saat ini ASIO menyelidiki kegiatan kelompok ekstrem sayap kanan yang menggunakan isu virus corona untuk merekrut anggota baru dan menyebarkan ide-ide berbahaya mereka. Dalam penyelidikan yang dilakukan ABC sendiri, ditemukan sejumlah anggota kelompok sayap kanan yang berusaha mempengaruhi agar lebih banyak warga mengikuti ideologi mereka.
Menurut laporan yang dikirim ke berbagai pihak bulan lalu, ASIO mengatakan ide-ide yang disebarkan kelompok sayap kanan banyak dilakukan lewat internet karena warga di Australia tidak keluar rumah di masa pandemi COVID-19 ini. Berbagai pesan diunggah melalui forum chat COVID-19 yang dilengkapi tautan berbagai situs yang mengusung 'White supremacist' serta menyalahkan negara China dan warga China atas virus corona.
'White supremacist' merujuk kepada kelompok yang mengagungkan jika warga kulit putih adalah yang paling hebat .Dalam diskusi di berbagai forum, yang tidak bisa diakses oleh mereka yang bukan anggota, mereka membicarakan berbagai taktik dan strategi, serta secara terbuka menggunakan kalimat-kalimat sentimen anti China untuk mendukung pendapat mereka.
Penyelidikan ASIO mengatakan kelompok sayap kanan telah mendukung pendapat masyarakat akan runtuh, ASIO mengatakan anggota kelompok sayap kanan merupakan ancaman serius bagi keamanan serta mereka dianggap banyak menyebarkan pendapat anti China memanfaatkan situasi COVID-19.
Repoter : Muhammad Davva Alamsyah
Redaktur : Winny Agustina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar