JAKARTA – Dalam rilisan yang diterima Cyber Unas, Majelis permusyawaratan rakyat (
MPR ) bekerjasama dengan komite nasional pemuda indonesia ( KNPI ) kota
palangkaraya , Kamis sore ( 27/4/2017 ) , Mengejar sosialisai empat pilar
MPR.Sosalisasi yang di ikuti 400
peserta , terdiri dari anggota KNPI , Mahasiswa , Pelajar , dan masyarakat umum
ini terjadi berlangsung saja di GPU Tambun bungai,Jl.Tambun Bungsi , Kota
palangkaraya , kalimantan tengah.
Wakil ketuaMPR Mahyudin,ST.,MM.,
membuka cara sosialisasi empat pilar MPR ini sendiri ini.Sebagai pemateri ,
selain Mahyudin juga anggota MPR RI dapatkan ini.Sebagai pemateri , selain
Mahyudin juga anggota MPR RI dapil kalimantan tengah HJ.Agati Suli Mahyudin,
dan anggota MPR Fraksi PAN Hang Ali Saputra Syah Pakan, SH.
Dalam sambutannya , Mahyudin
menjelaskan bahwa sosialisasi ini di perlukan karena MPR melihat masih ada
ancaman terhadap negara ini.Dari dalam negeri yang sekarang ini , diam – diam
penyebaran paham – paham komunis masih saja ditemukan. Bahkan di kaca mobil
secara terang – terangan ditempel simbol komunis , palu arit.
Juga pengaruh globalisasi
menyebabkan nilai – nilai yang ada di masyarakat menjadi luntur . Dulu adanya budaya
yang bergotong royong mewarnai masyarakat indonesia, karena pengaruh budaya
luar berubah menjadi individualis. Akibat globalisasi ini , kata Mahyudin ,
semua dianggap modern , padahal itu kadang tidak sesuai dengan budaya kita ,
budaya indonesia.
Namun menurut Mahyudin , walaupun
ideologi kita menghadapi berbagai ujian , tapi bagusnya ideologi kita telah
lulus dari ujian . “ Buktinya saja kita masih utuh sebagai negara kesatuan
republik indonesia, Kalau saja gagal menghadapi ujian itu maka kita sudah
bercerai – cerai “, ujarnya mahyudi kepada pers seusai acara sosialisasi tersebut.
MPR melaksanakan sosialisasi empat
pilar ini,jelasnya mahyudin , sebagai langkah antisipasi terhadap tantangan
kebangsaan yang kita hadapi sekarang.Tantangan kebangsaan itu baik internal
maupun eksternalnya.
Secara internal , misalnya kuatnya rasa kesukuan , kedaerahan ,
panitisme , pemahaman agama yang keliru sehingga menimnulkan radikalisme ,
penegakan hukum yang di anggap tidak optimal atau tajam ke bawah, tumpul ke
atas.
Kemudian menurut Mahyudin ,
tantangan secara eksternal kita menghadapi globalisasi . Negara yang dikenal
budaya gotong royong , bersaudaraan yang kuat , berubah menjadi
individualistik.
Kalau masalah itu terus terjadi ,
ujar mahyudin , maka persatuan kita terancam . Oleh karena itu MPR melaksanakan
sosialisasi agar rakyat indonesia betul – betul mencintai bangsanya , betul
–betul memahami ideologi negaranya , sehingga persatuan dan kesatuan tak
tergoyahkan , walaupun di ganggu oleh negara – negara asing.
Penulis : Fathin Jabir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar