(Source: Rinjani)
JAKARTA - Sebagai kota megapolitan, Jakarta hari ini
tak lepas dari hiruk pikuk dan kepadatan yang seakan menjadi wajah utama
Ibukota. Wajar saja, menurut data sensus kependudukan, Jakarta masih menempati
urutan pertama kota dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, mengalahkan
Surabaya di nomor dua.
Apalagi
dengan keberadaan kaum komuter, yakni penduduk yang bertempat tinggal di luar
Jakarta namun bekerja di Jakarta, menjadikan kemacetan lalu lintas di Ibukota
semakin tak terbendung lagi.Sementara
pembangunan sistem transportasi massal seperti Light Rail Transit (LRT),
diproyeksikan mampu mengubah kehidupan warga Jakarta, dimana yang selama ini
menggunakan sarana transportasi pribadi, beralih dan mau menggunakan sarana
transportasi umum.
Sebagai
pengganti moda transportasi monorel yang urung dilanjutkan, Presiden Joko
Widodo menugaskan PT Adhi Karya (Persero) Tbk untuk membangun LRT sebagai
pengganti. Pada tahap pertama, Adhi Karya akan membangun LRT untuk rute Cibubur
- Cawang - Grogol yang memiliki keunggulan selain murah juga memiliki waktu
tempuh yang relatif singkat. Bayangkan saja jika Cibubur - Cawang ditempuh oleh
waktu hanya 15 menit.
"Saya
setuju ada kereta cepat, semoga bisa terealisasi secepatnya. Udah pengen coba
naik kereta cepat. Cibubur - Cawang bakal lebih cepat, hemat waktu, dan nyaman
juga kelihatannya," jelas Oki, salah satu warga Cawang (24/5). Pembangunan
LRT yang merupakan bentuk upaya pemerintah dalam mengurangi kemacetan lalu
lintas di wilayah Jabodetabek sudah diatur dalam Peraturan Presiden (PP) Nomor
98 Tahun 2015 tentang Percepatan Kereta Api Ringan atau Light Rail Transit
Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
Pembangunan
LRT dilakukan secara bertahap, dengan total panjang 83,6 kilometer. Tahap pertama
mencakup tiga trase, yaitu Cibubur - Cawang, Cawang - Dukuh Atas dan Bekasi
Timur - Cawang. Seluruh tahap pembangunan diperkirakan rampung pada 2018.
(Rinjani Pangestu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar