Singapura, Lazada, perusahaan
e-commerce, melakukan pengurangan jumlah karyawan (PHK) terhadap timnya di
Singapura, meskipun tidak menyebutkan secara spesifik jumlahnya.
"Kami melakukan
penyesuaian proaktif untuk mentransformasi tenaga kerja kami, agar dapat
memposisikan diri kami dengan lebih baik dalam cara kerja yang lebih gesit dan
efisien guna memenuhi kebutuhan bisnis masa depan," Juru Bicara Lazada
(5/1/2024).
Berdiri sejak tahun 2012,
Lazada beroperasi di enam negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina,
Thailand, dan Vietnam.
Pada tahun 2016, Lazada
menjadi bagian dari Alibaba Group Holding setelah perusahaan teknologi asal
China tersebut mengakuisisi sahamnya, sebagai upaya untuk memperluas kehadiran
di Asia Tenggara.
Sebelumnya, pada tanggal
3 Januari 2024, Lazada melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap beberapa
stafnya di Singapura. Pihak perwakilan Lazada tidak bersedia mencantumkan
jumlah staf yang terkena dampak di Singapura atau wilayah Asia Tenggara lainnya,
serta tidak memberikan informasi apakah para karyawan menerima paket pesangon
atau tidak.
Pada sisi lain, seorang
karyawan Lazada yang mengalami pemutusan hubungan kerja dan tidak ingin
diidentifikasi, memberikan informasi kepada Straits Times bahwa setiap
departemen terdampak oleh efisiensi.
Dia menyatakan bahwa
pemberitahuan PHK disampaikan pada malam tanggal 2 Januari 2024 melalui
platform obrolan daring, langsung dari bagian sumber daya manusia perusahaan
tersebut.
Pada saat ini, Lazada
dianggap sebagai pesaing utama platform e-commerce lain yang berbasis di
Singapura, yaitu Shopee. Shopee juga telah melakukan pemutusan hubungan kerja
antara September 2022 dan Maret 2023, mengurangi lebih dari 7.000 posisi
pekerjaan secara global.
Pemutusan hubungan kerja
terbaru yang dilakukan oleh Lazada terjadi dalam konteks persaingan yang
semakin ketat di industri e-commerce, sekaligus bersamaan dengan spekulasi
mengenai potensi penawaran saham perdana AIDC di Amerika Serikat pada tahun
2024.
Sebelumnya, Lazada telah
mengumumkan pemutusan hubungan kerja, yang diperkirakan terjadi sebagai respons
terhadap agresivitas TikTok Shop di pasar Asia Tenggara dan upaya transformasi
Alibaba untuk meningkatkan efisiensinya.
Reporter : Denandito Maharadja
Redaktur : Riedho Nur A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar