Berita Terkini

Makanan Halal Semakin Berkembang di Singapura

Singapura, 8 Januari 2024 - Industri makanan halal di Singapura terus mengalami perkembangan pesat, memberikan pilihan yang lebih luas bagi ...

Jumat, 05 Januari 2024

Imbas Penurunan Sektor Properti, China Hadapi Krisis Ekonomi

Presiden China, Xi Jinping (Foto: Reuters)

Beijing - Awal tahun 2024 China dikabarkan hadapi krisis ekonomi, bahkan Presiden China Xi Jinping mengakui hal tersebut. Dalam pidato menyambut Tahun Baru 2024 ia mengatakan bisnis China sedang mengalami kesulitan dan para pencari kerja mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan. 

Adapun permasalahan besar yang dihadapi perekonomian Negara Ginseng yakni tumbangnya salah satu bisnis sektor properti Evergrande yang disebabkan karena anjloknya penjualan dan gagal bayar pembangunan proyek. 

Analis Ekonomi China, Antonio Graceffo mengatakan kondisi perekonomian China saat ini sangat buruk bahkan pemulihannya tidak dapat berlangsung cepat. 

"Situasi ekonomi sangat buruk di China, saya yakin ketika presiden sudah mengakui sesuatu, maka situasinya seratus kali lebih buruk dari itu dan menurut saya itu juga berarti ia merasa tidak bisa memperbaikinya dengan cepat," ujar Antonio Graceffo, kepada media China in focus, Rabu (3/12/2023). 

Krisis ekonomi ini menyebabkan pemerintah daerah mengalami kesulitan, seperti terlilit hutang dan memotong tunjangan kesehatan bagi warganya guna mengatasi permasalahan tersebut. 

Selain itu, banyak kaum muda yang kesulitan mendapatkan lapangan kerja. Kemudian pada bidang manufaktur, aktivitas pabrik di China mencapai titik terendah dalam enam bulan terakhir. 

Graceffo juga menambahkan, kondisi krisis ekonomi yang terjadi kini dapat menyebabkan banyak perusahaan yang mengalihkan produksi mereka dari China ke negara - negara lain.   

“Saya pikir dampaknya kita akan mulai mengimpor dan memproduksi dari India, Vietnam, Indonesia, hal itu akan membangun kekuatan diplomasi kita, itu akan mengurangi ketergantungan kita pada China," pungkasnya 

Sebagai informasi, menurut International Monetary Fund kondisi China saat ini dapat menjadi penghambat output dunia. 



Reporter: Khalda Livia Zahrah

Redaktur: Khalda Livia Zahrah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar