Jakarta, 6 Desember 2024 – Kehadiran Jaklingko yang mengintegrasikan berbagai moda transportasi umum dengan tarif yang terjangkau, membuat sopir angkutan umum terganggu dengan adanya dampak besar. Salah satunya terdampak pada Agus, sopir angkutan umum jurusan Kampung Rambutan - Depok yang sudah menjadi sopir angkot selama 25 tahun.
’’Penghasilan kurang tidak seperti biasanya sebelum ada Jaklingko ramai, sekarang jauh sekali kalau untuk sekarang bisa makan saja sudah bersyukur,’’ ujar Agus sang sopir angkot dengan nada penuh keprihatinan.
Tidak hanya Agus, namun seluruh sopir angkutan umum merasakan dampaknya. Banyak sopir yang mengeluhkan penurunan jumlah penumpang yang menggunakan kendaraan mereka.’’Semuanya hampir merata pendapatan berkurang turun drastis sejak adanya Jaklingko ini,’’ ujar sopir tersebut penuh harap. Mereka berharap pemerintah dapat memberikan solusi agar mereka tetap dapat bertahan dalam dunia transportasi yang kini semakin bergantung pada sistem aplikasi terintegrasi.
Jaklingko, yang merupakan kelanjutan dari Program Ok Trip yang dirancang oleh Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2018, mulai menunjukkan dampak signifikan bagi angkutan umum tradisional. Ok Trip yang dimulai dengan tarif terjangkau dan berfokus pada integrasi tarif antar moda transportasi ini, lambat laun berubah menjadi Jaklingko pada November 2018. Sejak itulah, para sopir angkutan umum mulai merasakan berkurangnya jumlah penumpang secara drastis.
’’Penghasilan sebelum dan sesudah adanya Jaklingko ini turun drastis hampir setengahnya bisa sampai 50%,’’ ucap Agus. Ia menjelaskan bahwa dahulu angkot yang ia kelola bisa mengangkut banyak penumpang dalam satu hari, namun kini banyak orang beralih menggunakan moda transportasi yang terintegrasi dengan Jaklingko, yang lebih mudah dan efisien.
Reporter : Glorya Arroyo Silaban
Redaktur : Febiyana Pratiwi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar