![]() |
Teknisi yang sedang melakukan pengujian antena untuk stasiun pangkalan 5G di Tongling, Provinsi Anhui, Tiongkok Timur (cnsphoto) |
China, 29 Desember (China Daily) - China akan bangun lebih dari 4,5 juta stasiun basis 5G pada 2025. Peningkatan dukungan terhadap kebijakan serta anggaran untuk sektor strategis juga akan dilakukan sebagai penentu jalannya perencanaan tersebut di masa mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) dalam Konferensi Kerja yang berlangsung pada Jumat (27/12/2024). "Mendorong revolusi 5G dan inovasi teknologi 6G akan menjadi salah satu prioritas utama."
Wen Ku, Direktur Jenderal Asosiasi Standar Komunikasi China, mengatakan bahwa kemajuan besar dalam pengembangan infrastuktur 5G telah memberikan China keunggulan signifikan dalam menjajaki teknologi 6G. "Keberhasilan ini menempatkan China pada posisi terdepan dalam
mengembangkan inovasi teknologi 6G," jelasnya, dikutip dari China Daily.
Pengembangan Teknologi 6G dan Infrastruktur Masa Depan
China juga telah memulai langkah konkret dalam pengembangan teknologi 6G. Pada Juli 2024, negara ini berhasil menciptakan jaringan uji lapangan 6G pertama di dunia yang mengintegrasikan komunikasi dengan kecerdasan buatan. Pengujian ini membuktikan bahwa kemampuan transmisi 6G dapat diimplementasikan dengan teknologi 4G dan 5G yang telah ada.
Proyek perluasan penggunaan Sistem Satelit Navigasi BeiDou dan kendaraan pintar yang terhubung dengan jaringan internet juga menjadi bagian dari agenda, disertai pembangunan infrastruktur informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan wilayah tertentu, termasuk di daerah dengan ketinggian rendah.
Membuka Peluang bagi Perusahaan Asing
Pada Oktober 2024, MIIT juga meluncurkan program uji coba untuk memperluas peluang bagi perusahaan asing untuk mengakses layanan telekomunikasi. Menteri MIIT, Jin Zhuanglong, menyebut langkah ini sebagai "langkah baru dalam membuka sektor telekomunikasi China, yang akan mendorong kolaborasi lebih besar dengan perusahaan asing."
Tesla Inc., produsen kendaraan listrik asal Amerika Serikat, menjadi salah satu perusahaan pertama yang mendaftar untuk berpartisipasi dalam program uji coba ini. Wang Zhiqin, Wakil Presiden Akademi Teknologi Informasi dan Komunikasi China, menambahkan bahwa beberapa sektor yang sebelumnya dibatasi kini mulai dibuka, yang dapat menarik minat besar dari investor asing.
"China memungkinkan perusahaan asing untuk berbagi manfaat dari pasar domestik. Sebagai gantinya, langkah ini akan membantu China menarik dan memanfaatkan investasi asing dengan lebih efektif serta memperkaya variasi produk dan layanan bagi konsumen lokal," ujar Wang.
Reporter: Ivansyah Jonathan
Redaktur: Hans Kristian Wiranta
Sumber Referensi:
https://www.chinadaily.com.cn/a/202412/28/WS676f3b8ea310f1265a1d5620.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar