Jakarta - Kasus pelecehan seksual di Kereta Rel Listrik (KRL) terus menjadi perhatian serius. Kaum wanita sering menjadi korban tindakan tidak senonoh di dalam kereta. Seiring dengan meningkatnya jumlah penumpang KRL, terutama selama jam sibuk, kejadian-kejadian pelecehan seksual semakin meresahkan.
Kasus pelecehan seksual di KRL mencakup berbagai bentuk, mulai dari sentuhan tidak pantas hingga perkataan cabul. Hal ini terjadi di tengah padatnya jumlah penumpang yang harus berbagi ruang sempit, menciptakan kesempatan bagi pelaku untuk bertindak tanpa rasa takut.
Salah seorang penumpang wanita mengaku merasa khawatir dan tidak nyaman saat menggunakan KRL. "Ya maksudnya, kalo di KRL itu kan kadang-kadang kita suka berdiri. Kita lindungi, itu sekitar badan kita aja, misal naro tas ya didepan tapi tidak, juga jangan sampe lupa, kita menjaga belakang kita, jadi si itu aja." ungkap Siti Rachma, seorang Guru SD.
Para wanita harus lebih waspada dan segera melapor jika menjadi korban pelecehan seksual. Dengan adanya kesadaran bersama dan tindakan cepat dari pihak berwajib, diharapkan kasus pelecehan seksual di KRL dapat berkurang dan para wanita bisa merasa lebih aman saat menggunakan transportasi umum.
Kepada para penumpang wanita, penting untuk selalu waspada dan tidak ragu untuk meminta bantuan jika merasa terancam. ”Saya, kita sebagai perempuan yah harus berhati-hati menjaga kondisi kita berada dimanapun”. ungkap Siti Rachma, seorang Guru SD.
Masyarakat diharapkan turut serta menjaga kenyamanan bersama di transportasi umum, dengan lebih peduli terhadap korban dan tidak mentoleransi tindakan pelecehan dalam bentuk apapun.
Reporter: Amanda Mailafaiza Suryanto
Redaktur: Desi Lestari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar