Sumber foto : Tampang .com
Jakarta – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan
Teknologi Prof. Stella Chistie tengah ramai dibicarakan warganet akhir-akhir
ini.
Dalam potongan video yang diunggah di Tiktok Official IDN
Times pada Oktober 2024, Stella mengatakan bahwa “ Kenapa kita tidak mau 100%
menggunakan Chat GPT?” lalu ia memberikan tanggapan mengenai pertanyaan
tersebut. “ Kalau kita menulis pakai Chat GPT, maksudnya Chat GPT yang menulis
buat kita. Lama-lama kita tidak akan punya rasa tahu mana tulisan yang bagus,
mana tulisan yang tidak bagus. Jadi kalau kita terus bilang Chat GPT tolong bilang kita sendiri tidak bisa menilai mana yang bagus dan mana yang
tidak bagus. Nah kalau kita bersedia kehilangan naluri untuk menilai mana yang
bagus, mana yang tidak bagus. Silahkan pakai Chat GPT, tetapi kalau kita mau
masih mempunyai naluri itu Oh saya tau inilah tulisan yang bagus, inilah
podcast yang bagus, inilah podcast yang kurang bagus. Jangan lah bergantung
100% pada Chat GPT.”
Namun sebagian warganet menanggapi yang disampaikan stella
mengenai AI yang ramai digunakan akhir-akhir ini.
“ini filosofi bukan si, jadi maksudnya jangan terlalu mengandalkan
sesuatu untuk memecahkan masalah agat intiusi kita tajam dalam pemecahan
masalah” tulis akun @omorojepang, dikutip dari kolom komentar video tiktok IDN
Times.
“dia bilang jangan 100% pake chat gpt, tp ga salah jg
pake chat gpt buat tambahan referensi gak si?” tulis akun @thecupidss Dan diberi
tanggapan oleh warganet lainnya
“Betul, jangan 100% bukan berarti nggak boleh make sama
skali, kita boleh make chat gpt tapi seperlunya aja. Supaya nggak
ketergantungan dan nggak langsung copy jawaban chat gpt tanpa dipahami lagi”
tulis akun @bolabolaungu. dikutip dari kolom komentar video tiktok IDN Times.
Seperti yang diketahui bahwa chat gpt merupakan program komputer yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk berinteraksi dengan manusia. Chat GPT mempelajari pola dan gaya bahasa dari berbagai sumber data, seperti buku, artikel dan percakapan manusia. Maka dari itu Chat GPT dapat menghasilkan respon yang bervariasi dan menirukan berbagai macam gaya bahasa. Keberadaanya, sangat membantu manusia dalam mempelajari topik yang sulit dipahami. Lantas, bagaimana jika terus mengandalkan Chat GPT? Kembali lagi, jika disimpulkan yang dikatakan oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Prof. Stella Chistie, bahwa Chat GPT lebih cocok sebagai alat melengkapi bukan menggantikan.
Reporter : Mahdiyyah Sabani
Redaktur : Siti Muplikah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar