(Photo BY: Credit National Institute of Allergy and Infectious Diseases, via Associated Press)
Flu Burung H5N1 mengalami mutasi pada sampel yang diambil dari seorang pasien dengan kondisi sangat parah di Louisiana. Kasus ini muncul setelah seorang pasien di Louisiana Barat Daya dirawat di rumah sakit akibat flu burung parah, yang pertama kali dilaporkan di Amerika Serikat. Meskipun mutasi ini berpotensi meningkatkan kemampuan virus untuk menginfeksi manusia, belum ada bukti bahwa virus tersebut telah menyebar ke orang lain.
Pada Kamis (26/12/24), pejabat kesehatan federal melaporkan temuan yang mengkhawatirkan terkait flu burung H5N1. Beberapa sampel genetik mengandung mutasi yang secara teori mungkin membantu virus flu burung, H5N1, lebih mudah menginfeksi manusia. ”Perubahan genetik kecil dapat membantu virus flu burung memasuki sel di saluran pernapasan bagian atas”. Ujar The Centers for Disease Control and Prevention.
Sebelumnya, mutasi serupa juga ditemukan dalam sampel virus dari seorang remaja yang dirawat di rumah sakit di British Columbia, Kanada, yang mengidap kasus flu burung parah. Selain itu, wabah flu burung pada unggas dan sapi perah telah menyebabkan keadaan darurat di California dan memicu lonjakan harga telur. Mengutip dari laman web https://www.nytimes.com/2024/12/27/health/bird-flu-mutations-louisiana.html
Tidak jelas bagaimana keadaan pasien di Louisiana. Juru bicara Departemen Kesehatan Louisiana pada hari Jumat menolak menjawab pertanyaan tentang kondisi orang tersebut. Juga tidak jelas kapan pasien dirawat di rumah sakit dan dilakukan pengambilan sampel. The Centers for Disease Control and Prevention, mengatakan pihaknya tidak menemukan bukti bahwa virus tersebut telah menyebar dari pasien di Louisiana ke orang lain.
Dan mutasi yang ditemukan dalam sampel mungkin tidak cukup untuk memungkinkan virus menyebar ke manusia. “Salah satu cara yang menurut saya cukup efektif dalam mengurangi jumlah infeksi pada manusia adalah dengan memvaksinasi orang-orang yang berisiko tinggi terpapar,” Ujar Dr. Rasmussen. Meskipun demikian, banyak ilmuwan yang mendesak pemerintah untuk segera mengalokasikan vaksin flu burung bagi kelompok berisiko tinggi, seperti pekerja pertanian, untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Reporter: Desi Lestari
Redaktur: Amanda Mailafaiza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar