Jakarta – Kereta Rel
Listrik (KRL) merupakan transportasi yang cepat dan dapat menghindari kemacetan
Jakarta, namun padatnya penumpang pada gerbong menjadi masalah utama para
penumpang.
KRL (Kereta Rel Listrik) memiliki kapasitas besar yang
mampu menampung hingga
2.000 penumpang per rangkaian dalam satu kali
perjalanan.
KRL dapat memberikan alternatif transportasi yang
cepat bagi mereka yang ingin menghindari kemacetan Jakarta.
Namun, di sisi lain, Kepadatan penumpang pada saat jam
sibuk menjadi salah satu masalah utama, di mana gerbong KRL sering kali
dipenuhi penumpang hingga berdesak-desakan.
Hal ini membuat pengalaman perjalanan menjadi kurang
nyaman, terutama bagi mereka yang harus bersaing mendapatkan tempat duduk.
“Menurut saya, KRL sudah memberikan pelayanan yang baik, tapi saya harus ngejar waktu biar dapat tempat duduk,"
"Karena di
jam kerja kalau pagi itu penuh banget” ujar Iren sebagai pengguna KRL untuk bekerja ketika diwawancarai, hari Sabtu
(7/12/2024).
Iren rutin menggunakan KRL setiap hari, baik jam 7
pagi ketika berangkat kerja, dan jam 4 sore ketika pulang kerja ia harus
bersiap menghadapi padatnya penumpang KRL di jam tersebut.
Dengan padatnya gerbong, ketika jam pulang dan
berangkat kerja, tampaknya masalah lain ikut muncul, dimana banyak terlihat
rasa acuh akan peraturan yang sudah ditentukan pada KRL.
“Saya pernah lihat ada anak muda yang gak mau kasih
tempat duduknya buat prioritas, padahal didepan nya itu ada nenek - nenek”
ungkap Iren kesal.
Di samping itu, sosialisasi mengenai pentingnya
memberi tempat duduk kepada penumpang prioritas pada saat terjadi kepadatan
penumpang KRL di jam kantor juga diperlukan untuk menciptakan suasana yang
lebih nyaman di dalam kereta.
Tidak dipungkiri kepadatan KRL ini tidak dapat
dihindari, karena sudah menjadi fenomena yang ada pada saat jam kantor.
Namun, kenyamanan pada KRL itu merupakan tanggung
jawab PT KAI, yang tampaknya harus terus ditingkatkan untuk memberikan
pelayanan terbaiknya pada para penumpang.
Penulis : Tasya
Amelia Rahayu
Redaktur : Farel Adhitya Hetharia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar