Instagram kenyangmantap |
Bogor - Teknologi yang berkembang
pesat selama satu dekade ini sangat mempengaruhi gaya hidup di
masyarakat, tak terkecuali di bidang kuliner. Gaya hidup memfoto
makanan sebelum menyantapnya menjadi salah satu tren kekinian
yang dilakukan oleh segala usia bahkan menjadi sebuah bisnis. Tren
ini dinamakan Foodography, tren mengambil gambar sebuah makanan
dengan media foto. Salah satu yang berkecimpung didalam dunia
Foodography, Luthfizar Hilmandio (23), mahasiswa Universitas Bakrie
ini bahkan menjadikan Foodography sebagai profesinya.
"Foodography secara teori ya
kita mengambil gambar sebuah makanan dengan media foto," ucap
Dio, nama sapaannya yang dihubungi secara terpisah melalui media
sosial berbasis foto dan video populer, Instagram (5/6).
Dio menambahkan dirinya mulai
terinspirasi menekuni bidang Foodography karena keahlian ibunya yang
hebat dalam memasak dan dari para foodblogger.
Dirinya mengakui masih mengalami kesulitan dalam menghasilkan foto
makanan yang baik secara konsisten.
"Kadang pas foto itu saya
kejadwal malem dengan cahaya tidak bagus. Itu sulit sih,
soalnya ISO buat food
itu ga bisa tinggi biar ga noise.
Selanjutnya adalah kadang udah moto
ngacak - ngacak
makanan, eh hasilnya blur
atau apa gitu, jelek deh hasilnya," kata pemilik akun instagram
@kenyangmantap yang memiliki pengikut hampir tujuh ribu akun ini.
Menurutnya, teknik terbaik dalam
menghasilkan foto makanan yang baik itu relatif, sesuai selera
fotografer dalam menerjemahkan makanan kedalam foto. Dengan
memperhatikan pada beberapa aspek, maka sebuah foto makanan akan
berhasil apabila dapat memicu hasrat yang melihatnya untuk menyantap
makanan yang ada di foto tersebut.
"Foto makanan yang dapat
dibilang menarik hasrat untuk makan adalah foto yang ga blur,
terang, warna alami kalau memang udah bagus, warnanya ga nyolok,
dengan penyuntingan saturasi dinaikkan banyak, dan yang pasti
makanannya tidak berantakan," ucap Dio.
Lebih lanjut, dirinya juga
menambahkan selain lokasi juga
menentukan suatu foto makanan akan baik atau tidak, lokasi yang
memiliki intensitas cahaya bagus dan bersih pasti dapat menghasilkan
foto yang maksimal. Lebih dalamnya, Dio memperinci jam yang terbaik
untuk menghasilkan foto yaitu antara pukul 15.00 sampai pukul 17.00.
"Cahaya alami bagus banget di
situ," tegas Dio yang mulai tertarik menekuni foodography sejak
dia percaya dalam sebuah makanan terdapat estetika yang bisa diambil
tersebut.
Dalam mempublikasikan karyanya, Dio
biasa menggunakan media situs seperti Blogger, sosial media Instagram
dan aplikasi berbasis foto dan memang mengutamakan objek makanan
seperti Zomato dan Foody. Hingga kini, dirinya telah menjalin
kerjasama dengan beberapa restoran dan kafe yang berada di
Jabodetabek. Dio mengingatkan pentingnya menjaga hubungan dengan para
pelaku usaha kuliner.
"Dan saat udah menjalin. Jangan
sekali-kali bikin hubungan rusak," Tutup Dio.
Editor : Legaria Nileanna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar