Rombongan anak-anak menggemakan takbir dengan berkeliling membawa obor di kampung Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Kamis (140618) malam
Jakarta – Sepanjang jalan Mohammad Kahfi II terlihat segerombolan anak berbalut baju muslim berwarna putih menghiasi jalan tersebut dengan mengumandangkan lafadz gema takbir pada 14 Juni 2018. Menggenggam bambu kecil dengan kobaran api di atasnya menambah semangat para anak-anak menyemarakkan suasana malam lebaran.
"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, la ilaha illa Allahu Allahhu Akbar, Allahu Akbar wa lillahilham," bunyi suara takbir yang menggema di wilayah kampung Srengseng Sawah Jakarta Selatan.
Pawai obor tersebut dilakukan selepas shalat isya dimulai dari Pondok Pesantren Nurul Amanah, Srengseng Sawah hingga Lenteng Agung dan kembali berputar melalui Setu Babakan. Berjalan sejauh lima Kilometer (KM) tidak membuat lantunan gema takbir surut, melainkan semakin membahana ditambah dengan letusan petasan meluncur ke seluruh angkasa raya. Langit di kampung Srengseng Sawah pun bertabur warna kembang api.
Masyarakat sekitar pun ikut berpartisipasi dalam pawai obor ini, terbukti dengan panjangnya rombongan hingga dua kilometer. Kegiatan ini juga di amankan oleh Polisi dan pihak keamanan setempat yang mengawal di depan, samping, hingga belakang rombongan. Tiap tahun menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri, pawai obor selalu dilaksanakan dengan mengajak masyarakat setempat dan anak-anak Pondok Pesantren Nurul Amanah.
Masyarakat yang melalui jalan Srengseng Sawah pun cukup antusias melihat arakan pawai obor. Mereka mengabadikan moment tersebut dengan gadget dan juga sesekali ikut mengumandangkan gema takbir. Menurut pimpinan Pondok Pesantren Nurul Amanah Drs. KH. M. Sholihin Harasyi As Sya’bani dalam menyambut hari kemenangan Idul Fitri 1 Syawal 1439 Hijriah, harus di rayakan dengan suka cita dan penuh kegembiraan namun dengan hal-hal yang bermanfaat seperti mengumandangkan gema takbir di jalan dengan aman dan tertib.
Pawai obor ini juga dimaknai sebagai sebuah tradisi masyarakat Indonesia dalam menyambut hari hari besar maupun bulan suci seperti bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. “Pawai ini merupakan budaya yang sudah ada dari dulu dalam menyambut momentum-momentum besar,” ujar Sholihin.
Jurnalis : Dimas Wijaksono
Editor : Fajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar