(Source: Aldi)
Jakarta, (28/04) - Anggota DPR
RI Komisi VII Setya widya Yuda menggelar diskusi terbuka untuk umum yang
bertema "Transformasi energi fosil terbaru untuk masa depan
Indonesia", pada pukul 15.00 sore tadi didalam gedung nusantara 3
DPR RI. Diskusi yang berlangsung selama 2 jam ini memberikan pemikiran yang
mutakhir mengenai transformasi energi baru yang terbarukan terkait regulasi
energi yang tidak berjalan dengan
baik.
Diskusi ini juga membahas
sumber daya energi Indonesia yang selalu terikat dengan isu strategis misalnya
bagaimana kita tidak hanya mengambil reserve, tetapi juga mengelola energi
dengan baik dan bijaksana, terutama fosil", Ujar Fauzi Imron selaku
pembicara diskusi dari SKK Migas. Menurut Politisi Bob Sulaiman Efendi
"Didalam pembaharuan energi, Indonesia akan selalu dikaitkan dengan
beberapa pertanyaan fundamental "energi murah tapi bersih atau energi
murah tapi kotor".
"Oleh karena itu dijaman
yang serba mutakhir saat ini Indonesia harus membuat energi yang terbaru dengan
cara PLN harus berfokus kepada transmisi misalnya PLN harus membuat transmisi
listrik seperti jalan toll dimana setiap daerah yang masuk listrik harus wajib
bayar", tegas Bob dalam diskusi. Cara seperti itulah yang membuat
Indonesia agar tidak tertinggal oleh negara lain.
Tak hanya itu, masalah geografis
khususnya Undang Undang (UU) Hutan yang sudah ada dan belum berjalan dengan
baik juga menjadi masalah dalam transformasi energi, dimana Undang-Undang ini
harus direalisasikan pemerintah dengan baik dan massif khususnya, daerah-daerah
yang masih bermasalah dalam sumber daya energi listrik.
Menurut Bob Sulaiman,
"bahwasanya adanya negara yaitu adanya energi listrik yang layanannya
harus dikelola sebagai hak dan komoditas. Sementara pemerintah pusat kini sibuk
mengurusi penerangan, sehingga pertumbuhan PLN hanya berfokus pada penerangan
dan tidak fokus pada energi listrik yang terbarukan yang dapat masuk ke
daerah-daerah terpencil di Indonesia.
Dengan kondisi seperti ini,
pemerintah harus mendiversifikasi sumber daya energi yang selama ini
tergantung dari energi fosil menuju ke energi terbaru Secara fiskal, menurut
komisi VII DPR RI Setya Widya Yuda, "sejak 10 tahun terakhir APBN kita
telah mengeluarkan dana sebesar Rp 2.600 triliun untuk memberikan subsidi pada
energi fosil, yang tentunya suatu saat akan habis. Oleh karena itu APBN kita
harus berlaku serius dalam mengalokasikan jumlah yang baik untuk membangun
energi baru agar energi listrik dapat merata disetiap daerah". (Aldi
Rinaldi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar