Berita Terkini

Makanan Halal Semakin Berkembang di Singapura

Singapura, 8 Januari 2024 - Industri makanan halal di Singapura terus mengalami perkembangan pesat, memberikan pilihan yang lebih luas bagi ...

Senin, 17 April 2017

Persaingan Sengit Kentang Lokal dengan Kentang Impor




                                                                           (Source: Rinjani)

Jakarta (14/4) - Pedagang di pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta Selatan mengaku lebih suka menjual kentang hasil petani lokal yang dipasok dari Dieng, Jawa Tengah.
Pedagang sayur mayur di Pasar Minggu, Mega (45) asal Salatiga mengaku lebih memilih berjualan kentang lokal karena memang lebih diminati masyarakat dibanding kentang impor. "Kentang di sini lokal semua. Kadang di pasar induk sih ada yang jual kentang impor, biasanya dari Taiwan, tapi tidak enak kalau mau buat bikin perkedel suka berair gitu," tutur Mega seraya memilah-milih kentang.

Mega mengakui, untuk harga kentang saat ini, terus merangkak naik menjadi Rp 14.000 per kg. Harga kentang lokal lebih mahal dari kentang impor, dari keduanya terpaut selisih Rp 2.000 per kilogram (kg).

"Buat pembeli memang harganya jauh antara kentang impor dan lokal. Yang mikir harga pasti dia beli kentang impor, tapi buat yang tahu kualitas, pasti akan pilih kentang lokal," Mega menambahkan.
Seperti diketahui, sejumlah petani kentang dan hortikultura dari Dieng, Jawa Tengah menggelar unjuk rasa di depan kantor Kementerian Perdagangan pada bulan Maret lalu. Petani resah dengan peredaran kentang impor di pasar tradisional yang dinilai merugikan mereka.

Terkait demo para petani,  Mega turut mengakui jika selama ini rantai distribusi barang dari petani sampai ke pedagang melalui 5 jalur. Alurnya yakni dari petani kecil, bergerak ke pengepul atau tengkulak, lalu ke bandar besar di pasar induk, kemudian dibagi-bagi ke pengecer grosiran, barulah ke pedagang kecil.

"Nah yang menentukan harga kentang di tingkat petani pasti kan si tengkulak. Dia pasang harga rendah tapi jualnya untung banyak. Makanya harga di tingkat konsumen jadi mahal, padahal pedagang kayak kita tidak ambil untung besar," tandas dia.
Pedagang lain yaitu Munadi (54) asal Sukabumi juga mengatakan jika kentang yang dijualnya asli dari Dieng, Jawa Tengah.  "Ini yang saya jual kentang lokal, asli Dieng. Jadi tidak ada impor," kata dia.

Harga kentang lokal di pasar saat ini tercatat mengalami kenaikan Rp 2.000 per kg dari Rp 12.000 menjadi Rp 14.000 per kilonya. "Pasokan mulai berkurang, sedangkan permintaan banyak, malah meningkat terus. Mungkin karena faktor cuaca, sering banjir jadi gagal panen," tutur Munadi. (Rinjani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar